Sabtu, 31 Maret 2012

Polemik Harga BBM

Salam Mahasiswa!. Sebagian mahasiswa Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di berbagai tempat di Indonesia. Para generasi muda ini atas nama rakyat menentang kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. Pasalnya pemerintah berencana menaikkan harga BBM 1 April ini. Tapi, tidak semua mahasiswa menolak keniakan harga BBM, ada juga mahasiswa yang setuju kenaikan BBM dikarenakan harga minyak dunia memang semakin melambung, jika BBM tidak di naikan Indoensia juga bisa bangkrut karena kebanyakan hutang karena tidak bisa menutupi devisit negara.

Hasil final rapat Paripurna 30 Maret 2012 sekaligus mengesahkan APBN-Perubahan 2012, tercantum pada pasal 7 ayat 6 yang menyebutkan harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan. Sementara, ayat tambahan yang tercantum dalam pasal 7 ayat 6A berbunyi dalam hal harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen dari harga ICP yang diasumsikan dalam APBN-Perubahan 2012, pemerintah berwenang untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya. Dengan demikian, maka kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengalami penundaan karena dalam enam bulan terakhir harga ICP minyak belum mengalami deviasi sebesar 15 persen.

Bagaimana sikap kita sebagai mahasiswa kimia? Menolak atau Menerima? Tergantung pribadi masing-masing, tapi sebagai seorang saintis sebelum kita mengeluarkan pendapat kita harus punya data dan bukti, agar pendapat kita menjadi berbobot dan dapat dipertanggung jawabkan. Seorang saintis tidak terpengaruh oleh orang lain, tapi bagaimana dia bisa melihat kondisi yang benar-benar baik. Berpikirlah Rasional dengan Mencari Solusi. Seperti solusi yang ditawarkan oleh Pak Menteri Dahlan Iskan, daripada dengan buang-buang tenaga untuk berdemo. Intinya, untuk melawan kenaikan harga BBM yang pernah, sedang, dan akan terus terjadi itu, tak ada jalan terbaik kecuali kita musuhi BBM. Kita jadikan BBM musuh kita bersama. Kita demo BBM-nya ramai-ramai, bukan mendemo kenaikannya. Kalau setiap kenaikan BBM didemo, kita hanya akan terampil berdemo. Tapi kalau BBM-nya yang kita musuhi, kita akan lebih kreatif mencari jalan keluar bagi bangsa ini ke depan. Jalan terbaik adalah jangan lagi menggunakan BBM. Kalau kita sudah tidak menggunakan BBM, apa peduli kita pada barang yang juga menjadi penyebab rusaknya lingkungan itu. Kelak, kita bersikap begini: biarkan dia naik terus menggantung sampai setinggi Monas! Kalau kita tidak lagi menggunakannya, mau apa dia!
Nah, kita sebagai mahasiswa kimia harus berfikir rasional dengan mencari solusi dan mengaplikasikannya di dunia nyata.

Siap untuk solusi baru ! SIAPA TAKUT ?


0 komentar:

Posting Komentar